Sunday, 3 July 2011

Sejak bila kita jadi Tuhan?

 Tadi duk baca baca email, tetiba rasa macam berminat dengan emel ni lepas aku  baca. Saje nak kongsi..Moga kita dapat pengajaran..sekali sekala, apa salahnya kan?



 Kita tahu Allah itu al-Ghaffar, Maha Pengampun yang amat sangat, tetapi, kita sering terlupa. Lihatlah sikap pendeta yang terbunuh akibat tersilap menghukum, begitulah sikap kebanyakan kita hari ini. Terlalu mudah dan pantas menjatuhkan hukuman berdasarkan emosi sehingga membunuh keinginan manusia kembali ke rahmat Allah SWT. Ringannya lidah mengungkapkan, “Rosak akidah kamu!”, “Kamu bukan lagi muslim!”, “Kamu kafir, sesat!”, “Allah tidak akan mengampunkan kamu!” Sedarkah kita, berat yang ditanggung akibat lidah yang tidak dijaga ini?

Ketahuilah, Rasulullah SAW bersabda, “Jika seseorang berkata: Binasalah manusia, maka dialah yang paling binasa.”(Hadis riwayat Muslim)

Sabda Rasulullah SAW lagi dalam hadis yang lain pula yang bermaksud, “Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh).” (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Hadis-hadis ini sebagai peringatan kepada sesiapa yang merendahkan orang lain seakan tidak mendapat rahmat, maka nantilah kebinasaan Allah buatnya.

Sikap prejudis dan buruk sangka seakan sudah menjadi liang-liang roma manusia. Hatta, para sahabat pernah memperkatakan perihal dosa dan keimanan Malik bin Ðukhsum lalu Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada seorang pun yangmengucapkan syahadah, bahawa tiada tuhan selain Allah, dan aku Rasulullah, yang masuk neraka atau dimakan api neraka.” (Hadis riwayat Muslim)

Lakukan tugas kita sahaja

Selaku Muslim, kita yang seharusnya mencorak dakwah agama agar masyarakat lebih MESRA dengan Islam. Jadikan ia bukan hanya untuk orang-orang masjid dan surau sahaja, bahkan untuk semua anak-anak jalanan, muda-mudi di pusat hiburan dan di pentas pemerintahan.

Ðakwah itu memanglah sakit, mana ada dakwah yang sedap? Kalau hendak sedap, dalam masjid ada air cond sajalah tempatnya. Tapi itu setakat cakap, yang dicakapkan pula pada golongan yang sudah memang kaki masjid, sudah tentu memang yang baik-baik belaka, berdakwah di kalangan orang yang memang sedia ‘balik’… eh… Jadikanlah kisah “Ustaz pun boleh fed-up?” satu teladan untuk kita.

Ði saat kita berada dalam kemanisan rahmat-Nya, berusahalah menjadi guider kepada manusia yang ingin kembali mencari cinta Allah agar semua Muslim seiring menuju ke syurga. Kita tidak pernah dilantik menajdi wakil Tuhan dalam menentukan syurga neraka bagi manusia lain. Pentas-pentas ilmu bukan untuk dicanang azab neraka dan seksa-Nya semata-mata, lalu melupakan Allah itu Maha Peampun dan Pengasih.

Ðaripada Abu Musa r.a., katanya, sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Allah Azza wa Jalla membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang-orang yang berdosa di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berdosa di malam hari, sehingga matahari terbit dari barat.” (Hadis riwayat Muslim)

Lalu, adakah wajar kita mengambil-alih tugas-Nya?

Renung-renungkan....

No comments: